setiap orang memiliki tokoh yang dikagumi. yang juga berpengaruh dalam perkembangan pribadi dan pola pikirnya. akupu sama dengan orang-orang lain yang mengidolakan toko tertentu. yang mempengaruhi cara pandangku terhadap suatu masalah.aku menyebut mereka sebagai guru intelektualku.
1. Abdurrahman Wahid
Atau yang serig dipanggil Gus Dur. ya, mentang-mentang anak kiai mereka memanggilnya Gus. Gus Dur merupakan tokoh pertama yang kukagumi. meskipun aku telah mengenal nama Habibie yang begitu fenomenal dengan menempatkan namanya dalam jajaran cita-cita anak-anak seusiaku kala itu. ya, yang benar saja. jika para guru menanyakan cita-cita pada anak-anak kala itu ada yang menjawab ingi njadi dokter, guru, pilot, polisi, tentara, tapi ada pula yang bilang ingin menjadi Habibie. memang Habibie mengejutkan tanak air dengan kecerdasan tiada tanding. namun fenmna itu tidak terlalu menarik perhatianku kal itu. Gus Dur justru menyita minatku. sejak SD memang aku tak terlalu kuat dalam bidang eksak. justru ilmu-ilmu sosial, seperti sejarah, menjadi minatku. keberaniannya dan gayanya yang sunngguh lain dari kebanyakan umum. serta cara berpikirnya yang nyeleneh dengan berani memberi pandangan yang itu tidak umum. ia memang sosok cerdas. tak tahu telah berapa buku ia lahap. baru kemudian ketika kuliah aku mengenal karya-karyanya yang kemusian kugandrungi dengan menghabiskan banyak uang hanya untuk mengoleksi kumpulan-kumpulan tulisan Gus Dur. dia memiliki cara berpikir yang akan dipandang aneh oleh umum. karena dia memang orak umum kata orang jawa.
2. Pramoedya Ananta Toer.
masa kuliah sperti menjadi masa balas dendam bagiku. sejak di SD sampai MA perpustakaan sekolah tak menawarkan menu yang menarik. buku-buku kolehsi pun hanya buku ajar yang tidak memberi penawaran yang menarik untuk dibaca. aku jadi tidak minat untuk membaca kala itu. setelah dijogaja, yaa di jogjalah aku mengenal nama-nama orang besar, pemikir, sastrawan, semacam Pramoedya Ananta Toer. seperti halnya orang yang puasa berhari-hari dan kini waktunya boleh buka dengan sajian banyak menu nikmat yang bisa dinikmati. aku glingsangan balas dendam. rela tidak makan hanya untuk beli buku. dan buku Pram adalah buruan utama. apapun yang berkaitan dengan Pram ingin kumiliki. Pram adalah guru yang mengajarkanku tentang bertahan hidup dalam penderitaan. tubuh dan jiwa boleh terbelenggu dan dalam siksaan. tapi harapan tak boleh musah. itu hal yang dberikan Pram. karya-karya fenomenalnya justru ia hasilkan di penjara pulau Buru. menurutku ia pantas diberi gelar pahlawan. buku-bukunya telah megajarkan banyak hal pada generasi setelahnya. banyak merubah pola pikir pemuda-pemuda yang dibutakan oleh tirai yang bernama kekuasaan.
3. Emha Ainun Nadjib
Ini adalah satu-satunya guru intelektualku yang aku bertemu dengannya. dan hingga kini aku masih sering mengikuti forum-forum dengannya. Gus Dur aku tak sempat bertemu dan cium tangannya. Pram aku mengenanya setelah ia meninggal. Cak Nun, tak banyak buku-bukunya yang kumiliki dan kubaca. oh ya, aku hanya punya satu yaitu "Markesot Bertutur". ia orang yang sangat moderat. pandai menjunjung hati orang-orang yang terendahkan sebuah kondisi. pintar membesarkan hati orang. cara berpikirnya dalam memandang sebuah fenomena hampir mirip seperti Gus Dur. tidak takut dihujat orang,.
mereka adalah guru-guru intelektualku yang selalu dalam kekagumanku.
1. Abdurrahman Wahid
Atau yang serig dipanggil Gus Dur. ya, mentang-mentang anak kiai mereka memanggilnya Gus. Gus Dur merupakan tokoh pertama yang kukagumi. meskipun aku telah mengenal nama Habibie yang begitu fenomenal dengan menempatkan namanya dalam jajaran cita-cita anak-anak seusiaku kala itu. ya, yang benar saja. jika para guru menanyakan cita-cita pada anak-anak kala itu ada yang menjawab ingi njadi dokter, guru, pilot, polisi, tentara, tapi ada pula yang bilang ingin menjadi Habibie. memang Habibie mengejutkan tanak air dengan kecerdasan tiada tanding. namun fenmna itu tidak terlalu menarik perhatianku kal itu. Gus Dur justru menyita minatku. sejak SD memang aku tak terlalu kuat dalam bidang eksak. justru ilmu-ilmu sosial, seperti sejarah, menjadi minatku. keberaniannya dan gayanya yang sunngguh lain dari kebanyakan umum. serta cara berpikirnya yang nyeleneh dengan berani memberi pandangan yang itu tidak umum. ia memang sosok cerdas. tak tahu telah berapa buku ia lahap. baru kemudian ketika kuliah aku mengenal karya-karyanya yang kemusian kugandrungi dengan menghabiskan banyak uang hanya untuk mengoleksi kumpulan-kumpulan tulisan Gus Dur. dia memiliki cara berpikir yang akan dipandang aneh oleh umum. karena dia memang orak umum kata orang jawa.
2. Pramoedya Ananta Toer.
masa kuliah sperti menjadi masa balas dendam bagiku. sejak di SD sampai MA perpustakaan sekolah tak menawarkan menu yang menarik. buku-buku kolehsi pun hanya buku ajar yang tidak memberi penawaran yang menarik untuk dibaca. aku jadi tidak minat untuk membaca kala itu. setelah dijogaja, yaa di jogjalah aku mengenal nama-nama orang besar, pemikir, sastrawan, semacam Pramoedya Ananta Toer. seperti halnya orang yang puasa berhari-hari dan kini waktunya boleh buka dengan sajian banyak menu nikmat yang bisa dinikmati. aku glingsangan balas dendam. rela tidak makan hanya untuk beli buku. dan buku Pram adalah buruan utama. apapun yang berkaitan dengan Pram ingin kumiliki. Pram adalah guru yang mengajarkanku tentang bertahan hidup dalam penderitaan. tubuh dan jiwa boleh terbelenggu dan dalam siksaan. tapi harapan tak boleh musah. itu hal yang dberikan Pram. karya-karya fenomenalnya justru ia hasilkan di penjara pulau Buru. menurutku ia pantas diberi gelar pahlawan. buku-bukunya telah megajarkan banyak hal pada generasi setelahnya. banyak merubah pola pikir pemuda-pemuda yang dibutakan oleh tirai yang bernama kekuasaan.
3. Emha Ainun Nadjib
Ini adalah satu-satunya guru intelektualku yang aku bertemu dengannya. dan hingga kini aku masih sering mengikuti forum-forum dengannya. Gus Dur aku tak sempat bertemu dan cium tangannya. Pram aku mengenanya setelah ia meninggal. Cak Nun, tak banyak buku-bukunya yang kumiliki dan kubaca. oh ya, aku hanya punya satu yaitu "Markesot Bertutur". ia orang yang sangat moderat. pandai menjunjung hati orang-orang yang terendahkan sebuah kondisi. pintar membesarkan hati orang. cara berpikirnya dalam memandang sebuah fenomena hampir mirip seperti Gus Dur. tidak takut dihujat orang,.
mereka adalah guru-guru intelektualku yang selalu dalam kekagumanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar