Jumat, 05 Juni 2015

Tentang Kamu dalam Logika,

Semalam, seperti halnya malam-malam sebelumnya di hari rabu. Ngaji filsafat akan tetap berlangsung meski kondisi tengah berubah. Kenaikan BBM, ricul menjelang Munas Golkar, DPR yang tak kunjung bener, dan seabrek persoalan Negara tidak akan mempengaruhi para jama’ah yang belum selesai dengan dirinya sendiri. Acara rutinan ini setidaknya memberi ruang bagi kami-kami yang sedang dalam kekalutan atas diri sendiri. Memberi tempat untuk tetap menjaga kewarasan di tengah-tengah dunia yang terus berubah. Bicara tentang perubahan tentu tidak hanya sedang bicara kemajuan-kemajuan teknologi masa kini, tetapi yang lebih penting adalah akibat buruk yang semakin lama semakin nyata. Kehidupan yang semakin hedonis, individualis, materialis, hilangnya humanisme dari sendi-sendi kehidupan.
Implikasi ini bukan sekedar masalah sambil lalu. Paceklik kamanusiaan akan terus merembet dan diwariskan ke generasi selanjutnya. Prediksi akan lebih parah bukan tidak berdasar. Kemungkinan itu akan terwujud sangatlah terpampang nyata membahana, mengutip ratu telek Syahrini.
Kembali pada peristiwa yang sedang kita bicarakan. Ngaji filsafat memiliki banyak yang arti tidak banyak dimengerti. Satu yan paling pokok adalah mengembalikan fungsi masjid sebagai wadah kegiatan umat. Salut pada para penghuni singgasana ketakmiran masjid itu. Dimotori Yasir Arafat sebagai empunya kala itu. Masjid Jendral Sudirman dapat dinobatkan sebagai satu-satunya masjid yang menyelenggarakan ngaji filsafat. Tradisi intelektual islam yang sudah lama vakum dari keberpijarannya, kini akan dimulai dari emperan masjid. Seperti yang dulu-dulu dilakukan oleh ibnu Rusy, ibnu Sina, ibnu Arabi, al-Ghazali, al-Hallaj, dan bahkan Nabi Muhammad serta para sahabatnya lakukan. Masjid sebagai pusat intelektual umat islam. Pertukaran dan transformasi ilmu dimulai dari sini.
Baiklah, semalam Romo Fahruddin Faiz sebagai sang maha guru membahas tokoh filsafat Persia, Mulla Sadra. Jangan bayangkan ini akan seperti yang terjadi di pengajian-pengajian pada biasanya. Jika bicara Persia atau Iran maka akan mendikotomikannya pada Syi’ah dan menghukumi sesat. Menghujat mereka untuk memasukkan ke mereka ke neraka sesuka udelnya. Sekali lagi jangan samakan Masjid ini dengan masjid-masjid yang lainnya. Ini masjid Islam Nusantara.
Romo Faiz mengupas filsafatnya Mulla Sadra, tentang kejiwaan dan keTuhanan. Dalam pandangan Mulla Sadra esensi sesuatu terbentuk atas eksistensinya. Dia tidak percaya dengan esensi bawaan, tidak ada esensi bawaan pada diri suatu benda atau makhluk. Seseorang disebut alim dan sholeh jika ia menunjukkan eksistensinya demikian. Jika ia rajin ke masjid, rajin ibadah, dan suka berbuat baik. Tidak mungkin preikat alim dan sholeh dialamatkan pada seseorang yang ketika ada adzan saja tidak mau beranjak, malah justru tidur-tiduran. Artinya esensi seseorang itu alim atau bukan, tergantung pada perbuatan dia yang itu dapat dirasakan oleh orang lain yang menilainya.
Romo Faiz juga menyinggung tentang perbedaan yang dimiliki manusia dan tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Yaitu, kemampuan berimaginasi, kemampuan berkhayal, dan kekuatan memori. Tiga hal yang musti terus diasah oleh setiap manusia berakal.
Kemampuan berimaginasi yang dimiliki manusia timbul dari kumpulan rekaman-rekaman yang telah dilampauinya. Rekaman yang terekam dalam memori itulah yang kemudian memberi kesimpulan terhadap esensi sesuatu. Di sini esensi benda sudah mendapat bentuknya. Kemampuan akal manusia mengimajinasikan esensi sesuatu tersebut dalam bentuk lain yang diangan-angankan.
Berkhayal, ini merupakan salah satu kemampuan terpenting yang harus dimiliki seorang manusia. Jangan meremehkan kekuatan khayali. Berkhayal bukanlah hal yang semudah dipikirkan banyak orang. Perlu kepekaan, latihan, serta kebiasaan yang benar-benar dilakukan. Meski hasil khayali bukan sebuah realita, namanya juga berkhayal. Namun pekerjaan ini merupakan realitas yang rumit. Kemampuan khayali sesorang tidak sama satu dengan lainnya. Tergantung kecerdasan yang dimiliki. Berkhayal saja butuh kecerdasan.

Kemampuan memori, sebagai sebuah contoh untuk membuktikan bahwa kesehatan memori seorang manusia sangatlah penting posisinya. Kita ingat-ingat, jika pernah melihat orang yang diangap “gila/tidak waras”. Beberapa diantara mereka masih punya kemampuan untuk berimaginasi. Pernah saya melihat ada yang memakai plastic untuk menutupi kemaluannya karena tidak memakai pakaian. Ini membuktikan masih ada kemampuan berimaginasi, meskipun tinggal sisa-sisa. Namun kemampuan memorinya sudah rusak. Dan bayangkan jika seorang manusia benar-benar rusak total memorinya hingga ia lupa jika dia manusia. kekacauan akan timbul bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar